Sabtu, 18 Mei 2013

Rambu-Rambu Proposal PTK



Sistematika proposal PTK mencakup unsur-unsur sebagai berikut:

    JUDUL PENELITIAN
Judul penelitian dinyatakan secara singkat dan spesifik tetapi cukup jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah serta nilai manfaatnya. Formulasi judul dibuat agar menampilkan wujud PTK bukan penelitian pada umumnya. Umumnya di bawah judul utama dituliskan pula sub judul. Sub judul ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang subyek, tempat, dan waktu penelitian.

BAB I PENDAHULUAN
a.   Latar Belakang Masalah
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk itu, dalam uraian  latar belakang masalah yang harus dipaparkan hal-hal berikut.
(1)   Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah. Umumnya didapat dari pengamatan dan diagnosis yang dilakukan guru atau tenaga kependidikan lain di sekolah. Perludijelaskan pula prosesataukondisi yang terjadi.
(2)   Masalah yang akan diteliti merupakan suatu masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.
(3)   Identifikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan (argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.

b.   Perumusan Masalah
Pada bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang rumusan masalah dan cara pemecahan masalah.
(1)   Perumusan Masalah, berisi rumusan masalah penelitian.
(2)   Pemecahan Masalah; merupakan uraian altematif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah.
Contoh rumusan masalah:
1.     Bagaimana implementasi strategi pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan pemahaman konsep tentang Bunyi.
2.     Apakah dengan pembelajaran strategi inkuiri seiswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran IPA

c. Tujuan Penelitian
Tujuan PTK dirumuskan secara jelas, dipaparkan sasaran antara dan sasaran akhir tindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakikat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya.
  
Dari rumusan tersebut menjadi tujuan penelitiannya sebagai berikut:
1.   Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman konsep tentang bunyi pada mata pelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran inkuiri.
2.   Untuk mengetahui seberapa tinggi semangat belajar siswa setelah mengikuti pelajaran dengan strategi inkuiri

d. ManfaatPenelitian
Kemukakan secara jelas manfaat bagi siswa, bagi guru serta bagi satuan pendidikan.

BAB II  KAJIAN TEORI
Pada bagian ini diuraikan landasan konseptual dalam arti teoritik yang digunakan peneliti dalam menentukan alternatif pemecahan masalah. Sebagai contoh, akan dilakukan PTK yang menerapkan model pembelajaran kontekstual sebagai jenis tindakannya. Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan:
a.    Kemukakan secara lengkap berdasarkan teori dan temuan yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan.
b.    Bagaimana teori pembelajaran kontekstual,  apa yang spesifik dari teori tersebut, persyaratannya. Bagaimana langkah-langkah tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut pada pembelajaran, strategi pembelajarannya.
c.      Bagaimana peningkatan mutu proses pembelajaran dengan penerapan model tersebut dengan perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan, sehingga dapat memunculkan hipotesis tindakan.

BAB III METODE  PENELITIAN
Pada bagian ini uraikan setidaknya dengan sistematika berikut:
a.  Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas subyek penelitian.
b.  Prosedur/siklus penelitian. Pada bagian ini dijelaskan jumlah siklus yang akan dilakukan dan berapa pertemuan tiap siklus. Diusahakan minimal dua siklus dan tiap siklus minimal 3 pertemuan. Tiap siklus mengikuti tahapan PTK (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi)
c.   Pengumpulan data. Pada bagian ini ditunjukan dengan jelas jenis data dan cara pengumpulannya/instrumen yang akan digunakan.
d.  Indikator kinerja, pada bagian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit.
e.  Jadual kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari awal sampai akhir.

B.    Proposal yang disusun harus dilengkapi dengan RPP untuk setiap siklus dan Instrumen yang digunakan





Jumat, 17 Mei 2013

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF




MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN INOVATIF

SUDAHKAH KITA MENJADI GURU YANG BAIK?
Ø  PAIKEM :
n  PEMBELAJARAN
n  AKTIF
n  INOVATIF
n  KREATIF
n  EFEKTIF
n  MENYENANGKAN

Ø  GEMBROT
n  GEMBIRA
n  BERORIENTASI
n  TUJUAN

Ø  JANGAN MENJADI  PAIJO:
n  Pembelajaran
n  Apatis
n  Inosen
n  Jenuh
n  Ora Mutu

LATAR BELAKANG PEMBELAJARAN
(Kondisi empiris)
Berbicara mengenai PBM di sekolah seringkali membuat kita kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi ajar.
v  WHAT (APA)?
v  WHY (MENGAPA) ?
v  HOW (BAGAIMANA)?

PERMASALAHANNYA
  1. Bagaimana menemukan cara terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran tertentu, sehingga semua siswa dapat menggunakan dan mengingatnya lebih lama konsep tersebut ?.
  1. Bagaimana setiap individual mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh ?
  2. Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari ?
  1. Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengkaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama hidupnya ?.

Meningkatnya minat dan prestasi siswa tersebut dicapai, karena guru menggunakan suatu pendekatanpembelajaran dan pengajaran kontekstual”

INI MERUPAKAN TANTANGAN
BAGI GURU DAN PENGEMBANG KURIKULUM
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
(Contextual Teaching and Learning)

Konsep belajar yg membantu guru mengaitkan materi dg situasi nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yg dimiliki dan penerapannya dlm hidup sehari-hari dg melibatkan 7 komponen pembelajaran efektif:
1)      Konstruktivisme (Constructivism)
2)      Menemukan/inkuiri (Inquiry)
3)      Bertanya (Questioning)
4)      Masyarakat belajar (Learning Community)
5)      Pemodelan (Modeling)
6)      Refleksi (Reflection)
7)      Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

q  Konstruktivisme
            Konstruktivisme sebagai landasan berpikir (filosofi) pendekatan CTL:
1)      Pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yg hasilnya diperluas melalui konteks terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong
2)      “Strategi memperoleh” lebih diutamakan daripada seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan
q  Inkuiri
1)      Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta, melainkan hasil penemuan sendiri
2)      Topik ttg 2 jenis tembang macapat, misalnya, seharusnya ditemukan sendiri oleh siswa, bukan sekedar  “menurut buku”
3)      Siklus inkuiri: mengobservasi, bertanya, berhipotesis, mengumpulkan data, menyimpulkan
q  Bertanya
1)      Pengetahuan dimulai dari pertanyaan
2)      Bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa
q  Masyarakat Belajar
1)      Disarankan bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama (sharing) dengan orang lain (antarteman)
2)      Guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar
q  Pemodelan
1)      Dalam pembelajaran ada model yang dapat ditiru
2)      Guru memberikan model tentang “bagaimana cara belajar”
q  Refleksi
1)      Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya
2)      Dengan kata lain, refleksi merupakan kegiatan berpikir ke belakang tentang berbagai hal yang sudah dilakukan
3)      Realisasinya berupa pernyataan langsung tentang hal yang diperoleh hari itu, catatan/jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu, dll.
q  Penilaian yang Sebenarnya
1)      Penilaian merupakan proses pengumpulan data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa
2)      Penilaian yang sebenarnya (asesmen otentik) merupakan penilaian berdasarkan kegiatan nyata yang dilakukan/dikerjakan siswa pada saat proses pembelajaran
3)      Kemajuan belajar dapat dinilai dari proses dan hasil dengan berbagai cara (tidak hanya tes)

PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Ø Model Langsung
Ø Model Kooperatif
Ø Model Berdasarkan Masalah
Ø Model Inkuiri
Ø Model Beregu

ORIENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
Mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural (pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu) dan pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu) yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.

Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan
n  Mensyaratkan rincian materi / keterampilan  didefinisikan secara saksama. Demonstrasi dan jadwal pelatihan direncanakan dan dilaksanakan dengan saksama.
n  Berpusat pada guru
n  Menjamin keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan, mendengarkan, dan resitasi (tanya jawab) yang terencana

Sintaks Model Pembelajaran Langsung

Fase
Aktivitas Guru
1. Penyampaian tujuan dan penyiapan siswa
Menjelaskan tujuan, informasi latar belakang dan pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar
2. Pendemonstrasian pengetahuan/ keterampilan
Mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap
3. Pembimbingan pelatihan
Merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal
4. Pengecekan pemahaman dan pemberian umpan balik
Mengecek keberhasila siswa dalam melakukan tugas, memberi umpan balik.
5. Pemberian kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Mempersiapkan pelatihan lanjutan dengan memberikan perhatian khusus pada penerapan dalam situasi yang lebih kompleks.


CONTOH: SK DAN KD
n  Menulis
   4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan gagasan dalam bentuk narasi sederhana dan mengungkapkan berbagai informasi dengan huruf Latin dan Jawa.
n  4.1 Menulis berita/ cerita.

n  RENCANA PEMBELAJARAN
(1)   What ?
(2)   Why ?
(3)   How?



PICTURE AND PICTURE

Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Menyajikan materi sebagai pengantar
  3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
  4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
  5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
  6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
  7. Kesimpulan/rangkuman

MENULIS PUISI
DENGAN TEKNIK AKROSTIK

n  Teknik  akrostik = teknik menetapkan suatu kata sebagai  huruf awal setiap  baris puisi.
n  Langkah:
(1)   Guru dan atau siswa menetapkan kata dasar sembarang atau sesuai tema.
(2)   Siswa dibimbing guru mengembangkan huruf awal tersebut menjadi kalimat.
(3)   Berikan  judul yang sesuai

CONTOH:
P
Puthuk-puthuk kinemulan mega
A
Angganthi samirana  sumilir
C
Cinandra endahing  gupita
I
Iki duweke sapa?
T
Tangan alus angawe
A
Anakku, aja sira kalepyan
N
Neng kene  dakanti  baline tresnamu satuhu

Judul  :   PACITAN   ATAU  KANG DAKANTI

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
     PRINSIP UMUM:
            Pembelajaran yang melatih siswa agar meningkat kemampuan kognitifnya dan mampu bekerja sama (tujuan sosial) serta menghargai keragaman
  1.  Sehidup sepenanggungan
  2. Tanggung jawab thd segala sesuatu dalam kelompok seperti tanggung jawab thd milik sendiri
  3. Semua anggota kelompok memiliki tujuan yang sama
  4. Tugas dan tanggung jawab dibagi secara adil
  5. Evaluasi/hadiah/penghargaan untuk kelompok
  6. Berbagi kepemimpinan
  7. Bertanggung jawab secara individual dalam kelompok kooperatif.

Ciri Pembelajaran Kooperatif
Dalam kelompok siswa bekerja untuk menuntaskan materi pelajaran
  2. Anggota kelompok berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah
  3. Bila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin, dll. berbeda
  4. Penghargaan berorientasi kelompok


MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

FASE
TINGKAH LAKU GURU
Fase -1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memootivasi siswa belajar.
Fase-2
Menyajikan informasi
Guru menyapaikan informasikepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke dalam keplompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentulkan kelompok belajar dan memabantu agar melakukan transisi secara efisien.
Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbng kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase-5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing keolmpok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase-6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar induvidu dan kelompok.



STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

LANGKAH-LANGKAH:
u Guru menyajikan informasi baru menggunakan  presentasi verbal atau teks.
u Siswa dipecah dalam kelompok heterogen dengan anggota 4-5 orang.
u Anggota tim  menuntaskan materi  dengan menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran melalui tutorial, kuis, diskusi
u Secara individual setiap minggu atau dua minggu sekali siswa diberi kuis.
u Kuis diskor dan tiap individu diberi skor perkembangan  dengan membandingkan skor yang dicapai sebelumnya.

JIGSAW (SLAVIN)

LANGKAH-LANGKAH:
*      Siswa dibagi dalam kelompok heterogen beranggotakan 5 –6 orang siswa.
*      Setiap anggota kelompok  bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan  yang diberikan itu.
*      Anggota dari kelompok lain yang mendapat tugas topik yang sama berkumpul dan  berdiskusi tentang topik tersebut.untuk bergabung dalam  kelompok ahli.
*      Selanjutnya anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan di dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri.
*      Siswa  kemudian  dikenai kuis secara individual tentang materi  pembelajaran.
*      Tim atau individu dengan skor  tinggi mendapat pengakuan dalam lembar pengakuan atau mendapat penghargaan.

INVESTIGASI KELOMPOK
(THELAN & SHARAN)

LANGKAH-LANGKAH:
1)      Pemilihan topik: Siswa bersama guru merencanakan dan memilih topik
2)      Perencanaan kooperatif: Siswa  dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipih.
3)      Pembentukan kelompok: Siswa dikelompokkan secara heterogen dengan 5-6 anggota.
4)      Implementasi: Siswa menerapkan rencana  yang telah mereka kembangkan dengan berbagai ragam aktivitas dan keterampilan yang luas baik di  dalam maupun di luar sekolah. Guru secara  mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan jika diperlukan.
5)      Analisis dan sintesis: Siswa menganalisis dan mensintesis  informasi yang diperoleh dalam bentuk laporan penelitian.
6)      Presentasi hasil final: Setiap kelompok menyajikan hasil penyelidikannya kepada seluruh kelas.
7)      Evaluasi: Siswa dan guru mengevaluasi kontribusi tiap kelompok. Selanjutnya evaluasi dilakukan secara individual atau kelompok.


PENDEKATAN STRUKTURAL
THINK-PAIR-SHARE

n  Dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dariUniv. Maryland.
n  LANGKAH-LANGKAH:
v  TAHAP-1 : THINKING (BERPIKIR)
o    Guru  mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut  secara mandiri untuk beberapa saat.
v  TAHAP-2 : PAIRING (BERPASANGAN)
o                Guru meminta   siswa  berpasangan dengan siswa  lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi  pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban  dan berbagi ide.
v  TAHAP -3: SHARING (BERBAGI)
o                Guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan dalam bentuk presentasi kepada seluruh kelas.


PENDEKATAN STRUKTURAL
NUMBEREL HEADS TOGETHER

n  Dikembangkan oleh Spencer Kagen
n  Langkah-langkah:
v  Langkah-1: Penomoran
o                Guru membagi siswa  ke dalam kelompok  dengan 3-5 orang anggota dan setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5.
v  Langkah-2: Mengajukan Pertanyaan
o                Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa, dapat bervariasi atau spesifik.
Langkah-3: Berpikir Bersama
o                Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota kelompok dalam timnya mengetahui jawaban itu.
v  Langkah -4: Menjawab
o                Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang dipanggil mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.



COOPERATIVE SCRIPT
(DANSEREAU CS., 1985)

Langkah-langkah :
  1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
  2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
  3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
  4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
-          Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang  lengkap
-          Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
  1. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar  dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
  2. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
  3. Penutup


BERTUKAR PASANGAN

Langkah-langkah :
  1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya
  2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
  3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
  4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
  5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula


MAKE - A MATCH
(MENCARI PASANGAN) Lorna Curran, 1994)

Langkah-langkah :
  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
  2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
  3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
  4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
  5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
  6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
  7. Demikian seterusnya
  8. Kesimpulan/penutup


SNOWBALL THROWING

Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
  2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
  3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
  4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
  5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
  6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
  7. Evaluasi
  8. Penutup


ORIENTASI
PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
 
(Problem Based Instruction)

Menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri
Ciri Umum PBM:
n  Pengajuan pertanyaan atau masalah
n  Pemfokusan pada keterkaitan antardisiplin
n  Penyelidikan otentik
n  Penghasilan produk/karya dan pemamerannya
n  Pengedepanan kerja sama


PEMBELAJARAN BERDASAR MASALAH

FASE
TINGKAH LAKU GURU
Tahap -1
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, logistic yang dibutuhkan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap -2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap -3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasana dan pemecahan masalah.
Tahap -4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan sesamanya
Tahap -5
Menganalisis dan Mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang yang mereka gunakan.


CONTOH
n  Membaca
3. Membaca intensif, teks sastra dan non sastra.
            3.1 Mengungkapkan isi wacana sastra.
 Pembelajaran :  Teknik Jigsaw
  Kelompok Ahli:
(1)   Tokoh dan karakter
(2)   Alur
(3)   Setting
(4)   Isi/ Pesan dll


MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN

n  Menggunakan cara berpikir/bekerja ilmuwan dalam menemukan sesuatu
n  Menekankan pentingnya siswa memahami struktur atau ide kunci disiplin ilmu
n  Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran
n  Ada keyakinan bahwa pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui penemuan
n  Contoh: guru menyajikan teka-teki atau kejadian yang menimbulkan konflik kognitif dan rasa ingin tahu sehingga merangsang siswa melakukan penyelidikan

Sintaks Model Pembelajaran Penemuan (INQUIRY)

Fase
Aktivitas Guru
1. Observasi masalah
Menyajikan kejadian/fenomena yg memungkinkan siswa menemukan masalah
2. Perumusan masalah
Membimbing siswa merumuskan masalah berdasarkan kejadian/fenomena
3. Pengajuan hipotesis
Membimbing siswa mengajukan hipotesis masalah yang dirumuskan.
4. Perencanaan pe-mecahan masalah (eksperimen dll)
Membimbing siswa merencanakan pemecahan masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, dan menyusun prosedur kerja yang tepat
5. Eksperimen (dll.)
Membimbing dan memfasilitasi siswa
6. Observasi dan pengumpulan data
Membantu siswa melakukan pengamatan tentang hal-hal penting dan membantu mengumpulkan serta mengorganisasi data
7. Analisis data
Membantu siswa menganalisis data
8.Penyimpulan/penemuan
Membimbing siswa menyimpulkan dan menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan



Sintaks Model Pembelajaran Penemuan (INQUIRY

Fase
Aktivitas Guru
1. Observasi masalah
Menyajikan kejadian/fenomena yg memungkinkan siswa menemukan masalah
2. Perumusan masalah
Membimbing siswa merumuskan masalah berdasarkan kejadian/fenomena
3. Pengajuan hipotesis
Membimbing siswa mengajukan hipotesis masalah yang dirumuskan.
4. Perencanaan pe-mecahan masalah (eksperimen dll)
Membimbing siswa merencanakan pemecahan masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, dan menyusun prosedur kerja yang tepat
5. Eksperimen (dll.)
Membimbing dan memfasilitasi siswa
6. Observasi dan pengumpulan data
Membantu siswa melakukan pengamatan tentang hal-hal penting dan membantu mengumpulkan serta mengorganisasi data
7. Analisis data
Membantu siswa menganalisis data
8.Penyimpulan/penemuan
Membimbing siswa menyimpulkan dan menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan




















METODE PQ4R

 





































CONTOH
n  Membaca
   3.  Membaca  ragam teks dengan cara membaca
        intensif dan membaca cepat
            3.1   Menemukan informasi dari beberapa artikel 
            majalah melalui kegiatan  membaca intensif.
RENCANA PEMBELAJARAN:
- Siswa  mencari aktif artikel
- Siswa menemukan informasi yang ada dalam bacaan dengan caranya  (individu/ kelompok)
- dst


MODEL PEMBELAJARAN BEREGU
(TEAM TEACHING)

n  Kelas diasuh oleh dua atau lebih guru
n  RPP hanya satu
n  Terjadi pembagian peran guru
n  Multimetode dan multimedia
n  Evaluasi berdasarkan ketentuan tim
n  Peran guru sebagai fasilitator dan motivator
n  Guru sebagai aktor yang mengorkestrakan kelas
n  Tujuan menjadi sasaran utama


MODEL PEMBELAJARAN BEREGU

n  Penyaji -Pengamat
n  Penyaji- Penyaji
n  Pengamat-Pengamat
n  Penyaji-Pemberian Contoh/Demonstrasi

v  PENYAJI-PENYAJI
1)      Guru 1 dan 2 sama-sama di depan untuk memberikan penjelasan dengan bergantian
2)      Guru 1 dan guru 2 bergantian berbicara dengan format yang telah diatur sebelumnya
3)      Guru 1 dan 2 dapat berposisi depan-depan, depan-tengah, atau depan belakang sambil memperhatikan siswa
4)      Guru 1 dan guru 2 mengevaluasi bersama

v  PENYAJI-PENGAMAT
Ø  Guru 1 berada di depan kelas, guru 2 mengamati siswa
Ø  Guru 1 mempresentasikan, guru 2 di samping tempat duduk siswa secara bergantian sambil mengamati hasil belajar siswa
Ø  Guru 1 berpadu dengan peran guru 2
Ø  Guru 2 selalu memperhatikan kode dari guru 1

v  PENGAMAT-PENGAMAT
1)      Guru 1 dan guru 2 sama-sama menjadi pengamat untuk instrumen berbeda
2)      Siswa berpraktik baik di kelas maupun di luar kelas
3)      Model ini lebih banyak untuk kinerja, produk, praktik, dan belajar di alam
4)      Kesepakatan bersama dan distribusi tugas guru sangat dipentingkan

v  PENYAJI-PEMBERI CONTOH/ DEMONSTRASI
1)      Guru 1 menyajikan, guru 2 memberikan contoh atau  mendemonstrasikan.
2)      Guru 1 memancing pertanyaan, guru 2 menunjukkan bagian yang ditanyakan
3)      Siswa memperhatikan ucapan dan gerakan guru
4)      Penilaian dilakukan guru 2 dan guru 1

Kelebihan Pembelajaran Beregu
n  Pembelajaran terfokus
n  Siswa teridentifikasi secara mendalam
n  Objektivitas perlakuan tampak
n  Penilaian autentik
n  Proses pembelajaran terpantau
n  Suasana kelas bergairah dan bervariasi
n  Siswa sebagai subjek, senang, dan tertantang
n  Terjadi multimetode dan multimedia


Kelemahan Pembelajaran Beregu
v  Guru masih terbiasa dengan pola dominasi tunggal
v  Guru belum terbiasa bermain peran sebagai aktor berdua
v  Sering terjadi perselisihan keputusan berkaitan dengan inti materi dan penilaian
v  Siswa mengalami orientasi ganda
v  Persiapan lebih rinci dan detail
v  Proses kadang terhambat oleh peran guru


PEMBELAJARAN KOMPLEKS D:
MODEL OME – AKE
(Orientasi, Model, Eksplorasi, Analisis, Komunikasi, Evaluasi)
No
Sintaks
Komponen
Sasaran/ Bentuk Kegiatan
1.
Orientasi Pembelajaran
·     Pengondisian kelas
·     Penyampaian tujuan
·     Penganalisisan tujuan
·     Pengaitan/hubungan materi sebelumnya dengan materi baru
·      Individual
2.
Pemodelan
·     Pemutaran kaset/CD/VCD
·     Pendemonstrasian
·     Penghadiran narasumber/praktisi/model
·     Penganalisisan model
·      Individual
·      Kelompok
Ø  diskusi
3.
Eksplorasi Topik
·     Penganalisisan sumber topik
·     Pengidentifikasian topik
·     Penyeleksian topik
·      Individual
·      Kelompok
Ø  diskusi
4.
Analisis dan Pemecahan Masalah Topik
·     Pengklasifikasian topik
·     Pencarian bahan pemecahan masalah topik
·     Perumusan pemecahan masalah topik
·     Pembuatan laporan
·      Kelompok
Ø  Persiapan bermain peran
Ø  Diskusi
Ø  Persiapan permainan
Ø  Demonstrasi
5.
Pengomuni-kasian Hasil
·     Pemaparan hasil secara lisan
·     Pemajangan hasil
·      Individual
Ø  Presentasi
Ø  Demonstrasi
Ø  Pameran
·      Kelompok
Ø  Bermain peran
Ø  Presentasi kelompok
Ø  Permainan
Ø  Demonstrasi
6.
Evaluasi/
Refleksi
·     Penyimpulan materi pembelajaran
·     Penyimpulan  kegiatan pembelajaran
·     Penganalisisan manfaat pembelajaran
·     Penilaian kegiatan pembelajaran
·     Penilaian hasil pembelajaran
·     Penidaklanjutan kegiatan pembelajaran
·      Individual
Ø  Tanya jawab
Ø  Angket
Ø  Tes
Ø  Pengerjaan LKS
Ø  Perayaan
·      Kelompok
Ø  Tanya jawab
Ø  Angket
Ø  tes
Ø  Pengerjaan LKS
Ø  Perayaan




BAGAIMANAKAH MENJADI GURU YANG INOVATIF?

n  CIRI-CIRI GURU YANG INOVATIF:
  1. MENGIKUTI PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN ZAMAN
  2. TIDAK PUAS DENGAN YANG ADA
  3. SUKA DENGAN HAL YANG BARU
  4. BERBASIS MUTU
  5. KREATIF DAN PRODUKTIF
  6. HAMBATAN DIGUNAKAN SEBAGAI TANTANGAN
  7. BERTANGGUNG JAWAB DENGAN TUGASNYA
  8. ADAPTASI TINGGI
  9. MENGUTAMAKAN KETERCAPAIAN TUJUAN

MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

n  MENGUTAMAKAN KETERCAPAIAN TUJUAN
n  BERPUSAT PADA ANAK
n  MENYENANGKAN
n  MEMUDAHKAN PEMAHAMAN ANAK
n  MULTIMEDIA BELAJAR
n  ALAMIAH DAN KONTEKSTUAL
n  SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK



BAGAIMANA MERANCANG SKENARIO PEMBELAJARAN YANG INOVATIF?